FENOMENA Rutinitas Ramadhan dengan spirit ramadhan (paradoks) Surabaya sebagai kota metropolitan kedua sudah bias dipastikan kegaduhan dan keruwetan suasana di dalamnya. Gedung-gedung pencakar langit yang saling berhimpit, kepulan asap yang menyamar menjadi kabut kota, suara klakson yang saling bersautan sebagai tanda kesombongan atas kekayaanya, sesak dan kesah yang ada di dada pendatang. Tidak jauh berbeda dengan bulan-bulan biasanya, Ramadhan yang idealnya menjadi bulan berkhidmat dan taqarrubnya umat Islam kepada sang khalik, maka kondisi berbeda ditawarkan oleh kota pahlawan ini. Rutinitas ramadhan seperti buka puasa, tarawih, banyak shodaqoh, meramaikan bulan ramadhan, jarang tidur karena membaca alqur’an dan sebagainya tersebut disulap oleh Surabaya menjadi ladang subur bagi pengusaha dan penebar budaya kapitalis. Bagaimana tidak, bulan ramadhan yang menganjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa dan berbukalah dengan yang manis-manis, dimodifikasi menjadi ladang pengus...
halaman ini menjadi tempat menuangkan hasil kontemplasi diri, hasil bacaan dan belajar, serta ulasan kritis penulis sebagai proses menjadi pribadi yang lebih produktif dan menjadi Khalifah terbaik untuk misi Kemashlahatan