Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Pengurangan Jam Kerja Perempuan : Upaya Disparitas Gender Dalam Kebijakan Ketenagakerjaan

Arin Setiyowati* Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengusulkan pemotongan jam pekerja perempuan untuk memaksimalkan perlindungan pada anak. Sekretaris Jenderal KPAI Erlinda mengatakan usulan tersebut muncul atas latar belakang meningkatnya perceraian yang berakibat hilangnya hak anak."Kami menyampaikan gagasan itu untuk memberikan kesempatan lebih bagi perempuan mengurus anak-anak mereka," kata Erlinda saat dihubungi CNN Indonesia , Rabu (26/11). Erlinda selanjutnya mengatakan tugas dan kewajiban seorang perempuan beragam mulai dari urusan anak, rumah hingga pekerjaan kantor. Menurutnya, panjangnya jam kerja bagi perempuan membuat anak kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pendampingan dari orangtua mereka. [1] "Wanita yang aktif sebagai pegawai negeri atau swasta itu porsinya dikurangi karena intinya wanita itu punya kewajiban untuk menyiapkan anak bangsa ke depan. Untuk waktu, beliau (Wapres) (ingin) mengurangi dua jam dalam sehari untuk berkantor,...

Perempuan (bukan) pencari Nafkah Tambahan

Oleh : Arin Setiyowati Berbicara masalah ekonomi tidak sebatas kurva permintaan dan penawaran, bukan hanya berupa angka pengangguran dan penyusunan anggaran yang efektif maupun hal-hal yang normatif belaka. Namun, cakupannya juga membahas tentang perlindungan terhadap kelompok minoritas (dalam hal ini misalnya perempuan). Sedangkan dalam Ekonomi, terdapat dua kutup bahasan yang saling beroposisi, mempengaruhi dan bahkan membutuhkan, yakni sektor makro (agregat) dan mikro. Artinya jika sektor mikro meningkat maka sektor makropun akan melesat tinggi begitupun sebaliknya. Sehingga prinsip permodelan yang terdapat dalam teori ekonomi bukan serta merta menanggalkan aspek-aspek kecil di luar faktor utama yang bisa mempengaruhi model dalam ekonomi, termasuk perlindungan dan pemberdayaan terhadap kaum minoritas (dalam hal ini perempuan). Perempuan dalam dilema, mati tidak boleh namun hidup pun dipersusah. Bagaimana tidak, mulai dari   lahir dengan jenis kelamin perempuan sudah har...

TELAAH ULANG TAFSIR RELASI PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DALAM AL-QUR’AN

*ArinSetiyowati Dalam bahasanya Fatimah Mernissi (Feminis Islam Pakistan), perempuan Muslim sudah terlalu lama "tidur dogmatis" karena efek kuat dari cengkraman penguasa dengan menyandarkannya pada aspek teologi, sehingga jika landasan teologis yang melahirkan kecenderungan-kecenderungan yang bersifat misoginis dalam tradisi Islam tersebut tidak dibongkar, maka meskipun menjamurnya jaminan hak-hak sosial-politik perempuan tidak akan berarti. Menyoal tentang Perempuan maupun relasinya dengan laki-laki seolah tiada habisnya. Setiap pergantian tongkat generasi, akan ada letupan pergeseran dan perkembangan terkait perspektif yang dipakai dalam melihat kontekstualisasi perempuan dan relasinya dengan laki-laki. Isu tentang gender ini telah menjadi tema sentral dan menarik untuk dibicarakan dan menjadi bahasan yang memasuki setiap analisis sosial, perubahan sosial, dan juga persoalan pembangunan dan perubahan sosial. Sesungguhnya ini menjadi penting karena kaum perempuan di...

Multi Level Amal (MLA): Konsep Fungsional Untuk Pemerataan Kesejahteraan Umat

Oleh : Arin Setiyowati Kemiskinan sebagai Virus Pembangunan Pada Juni 2013 Badan Pusat Statistik (BPS) merilis potret kemiskinan kondisi Maret 2013. BPS melaporkan, jumlah penduduk miskin negeri ini mencapai 28,07 juta jiwa atau sekitar 11 ,37 persen dari total penduduk. Jika dibandingkan dengan kondasi Maret tahun lalu, berarti telah terjadi penurunan tipis 0,59 persen atau sebesar 1,06 juta jiwa .  Di tengah luar biasanya energi yang telah dicurahkan pemerintah melalui berbagai program penanggulangan kemiskinan, laporan BPS ini kembali mengkonfirmasi, tren penurunan kemiskinan terus berlanjut. Dan sayangnya, dengan kecepatan yang lambat. Mengapa laju penurunan kemiskinan berlangsung lambat? Setidaknya ada tiga hal yang dapat menjelaskan hal ini, yakni kemiskinan yang kian kronis ( chronic poverty ), daya beli penduduk miskin yang stagnan akibat digerus inflasi, dan pertumbuhan ekonomi yang kurang berkualitas. Sebagian besar penduduk miskin yang sulit dientas...